Mp3


Sabtu, 19 Februari 2011

Puisi Tentang keindahan alam

Dan bukan karna,hujan,angin ataupun kemarau
Pada peta perjalanan masa jahiliyah…
Saat khilafah perjuangkan rakyat jelata
Dan bukan karna,asa,siksa,ataupun jera
Malaikat memjelma bagai seorang peminta

Pagi, yang menghujamkan seribu bahasa
Dimulai saat ejaan kata tak lagi mengisyaratkan wacana
Tercucur sudah darah-darah mengalir di kediaman angan
Menghela nafas…
Embun terasa di kulit tangan..
Menyelinap butiran-butiran harapan
Pandanganku hanya tertuju pada langit…
Tentang keteguhan,moral yang seakan dapat di bayar
Nadi ku seakan merasuk otakku
Teduh dalam kiasan..
Sendu dalam lamunan..
Embun itu merasuk hatiku…
Apakah ini…bukan sekedar narasi
Ataukah persepsi..
Dari asa yang tertinggal…
Dari hati yang berbekal…
Pagi itu..hanya aku yang tau..
Bunga mekar menakjubkan…
Angin riang menyanyikan..
Embun datang menyerukan
Karna aku masih ada di suatu pagi
Karna aku masih bisa bermimpi…

Kumpulan Puisi²

Bagi yang mau melihat puisi-puisi untuk anak, kami melampirkan beberapa puisi karya tokoh-tokoh sastra seperti A. Hasjmy, Chairil Anwar, Sastrowardoyo, Suliestiowaty, Korrie Layun Rampan.


FAJAR

Membayang gilang langit di timur,
Kilat-kemilat caya berhambur,
Sinaran terang simbur-menyimbur,
Lenyap melayang udara kabur ….
Ituu gerangan fajar menjelma,
Surya raya turun ke dunia;
Girang-gemirang segala sukma,
Dihibur alam puspa warna.
Tapi … wahai … pondokku kelam,
Hari ‘fah pagi, serupa malam …. Tiada cahaya masuk ke dalam;
Entah karena dindingnya rapat,
Entahkan pintu terkunci erat,
Beta tak tahu, beta tak ingat ….

Karya: A. Hasjmy
(Pedoman Masjarakat Th. II, No. 20, 22 Juni 1936, hlm. 390)

AKU

Kalau sampai waktuku
‘ku mau tak seorang ‘kan merayu Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang
Luka dan bisa kubawa berlari Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi
Karya: Chairil Anwar
(Aku Ini Binatang Jalang [Pamusuk Eneste, Ed.], 0 Jakarta: Gramedia, 1986)